Al-Qur’an adalah kitab pedoman bagi setiap muslim. Pedoman
bagi seluruh muslimin. Baik muslim di
Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia serta Asia Tenggara. Al-Qur’an sebagai
satu-satunya kitab suci umat Islam. Al-Qur’an diyakini merupakan petunjuk umat
Islam dalam menjalani kehidupan di dunia ini menuju bahagia dan sejahtera. Kebahagiaan
dan kesejahteraan dalam kehidupan ini akan didapatkan dengan memahami,
menjalani dan mentaati Al-Qur’an. Kebahagiaan dan kesejahteraan ini akan
dirasakan tidak hanya di dunia saja maupun di akhirat. Oleh karena itu petunjuk
yang diterangkan oleh Al-Qur’an merupakan suatu kebenaran mutlak untuk
diyakini, dipahami serta diamalkan oleh seorang muslim. Maka Al-Qur’an
disamping sebagai pedoman juga menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani
kehidupan menuju bahagia dan sejahtera. Sebagaimana di dalam Al Qur’anul Karim
menerangkan di dalam surat Al-Baqarah.
y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w |=÷u ¡
ÏmÏù ¡
Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Artinya
: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (Q.S 1 : 2)
Oleh karena itu memahami Al-Qur’an, mentaati dan mengamalkanNya
merupakan syarat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan sebagaimana yang telah
dipublikasikan di dalam Al-Qur’an. Yang menjadi pertanyaan sekarang ialah
benarkah kita telah memahami Al-Qur’an ? atau dengan pertanyaan lainnya Seberapa
Besarkah pemahaman kita tentang Al-Qur’an ? lalu akan diikuti dengan
pertanyaan-pertanyaan lainnya, tentunya dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan
tersebut harus kita jawab. Oleh karena itu hal yang harus dilakukan pertama
kali untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan ialah dengan memahami
Al-Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan meyakini atau mempercayaiNya lalu
dilakukan dengan pengamalan nilai-nilai yang tertuang di dalam Al-Qur’an.
Memahami Al-Qur’an sebagai tindakan awal kita bahwa memang meyakini dan mempercayai Al-Qur’an.
Meyakini dan mempercayai bahwa yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah suatu
kebenaran. Karena Al-Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman Allah
Subhanahu Wata’Ala, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad Shallaahu Alaihi Wassalaam sebagai Rasul Allah sedikit
demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di
Medinah. Memahami Al-Qur’an tentunya dalam hal ini tidak langsung memahami
Al-Qur’an tanpa didasari dengan ilmu. Memahami Al-Qur’an bila didasari dengan
ilmu akan lebih baik. Karena akan selalu menemukan pertanyaan-pertanyaan di
dalam hati sungguh besar kekuasaan dan karunia Allah Subhanahu Wataa’Ala. Dalam
memahami Al-Qur’an terdapat tahap-tahap yang dilakukan. Setiap tahapan ini bila
dilakukan akan memahami Al-Qur’an sehingga setiap ayat yang dibaca, dihayati
dan diamalkan akan nampak kebesaran dan kekuasaan Allah Subhanahu Wata’Ala.
Adapun tahapan-tahapan dalam memahami Al-Qur’an ialah :
1.
Memahami
bacaan Al-Qur’an (Qiraah)
2.
Memahami Sejarah dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an
3.
Memahami
teks Al-Qur’an ( Tafsir)
Inilah tahapan-tahapan untuk memahami Al-Qur’an. Setiap tahapan
membawa pengaruh kepada diri setiap orang yang mempelajarinya. Sehingga
kualitas diri akan meningkat sesuai dengan apa yang tertera di dalam Al-Qur’an.
Dengan demikian bukan Al-Qur’annya yang harus mengikuti, namun sebaliknya
hambaNya lah yang harus mengikuti Al-Qur’an. Jadi apa yang dikatakan di dalam
Al-Qur’an, maka berkewajiban mempelajari, mengerti dan mengamalkan Al-Qur’an
dalam menjalani kehidupan ini. Tahap pertama dalam memahami Al-Qur’an ialah
mempelajari qiraah yang baik dan benar. Yang sesuai dengan bacaan dimana
Al-Qur’an diturunkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam kepada para sahabat, para Tabi’in, Tabiit Taabiin kemudian kepada
ulama-ulama sampai sekarang ini. Sehingga kesesuaian bacaaan dari Nabi Muhammad
Shallallaahu Alaihi Wassalaam tetap terjaga dengan bacaan yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan disepakati beersama dalam
satu ikatan ilmu Tajwid ataupun Ilmu Tahsinul Qur’an. Kemudian tidak cukup
hanya sampai ini saja bila dilanjutkan dari Tahsinul Qur’an masih terdapat
ilmu-ilmu lainnya sehingga bacaan Al-Qur’an yang dipelajari dapat memberi
pengaruh kepada yang didengar khalayak. Sebagaiaman di dalam Al-Qur’an
diterangkan :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. wöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4
y7Ï9ºx2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8y#xsèù (
çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ
Artinya
:” Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
Dan
dipertegas dengan sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi Wassalaam menganjurkan
dalam memperindah bacaan Al-Qur’an. Sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi
Wassalaam. :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang merdu menambah keindahan Al-Qur’an” (HR. Ad-Darimy). Kemudian Sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi Wassalaam yang lain “Siapa saja yang membaca al-Qur’an tidak dengan irama, tidak termasuk golonganku ( HR. Abu Daud, al-Bukhori, Imam Ahmad )
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang merdu menambah keindahan Al-Qur’an” (HR. Ad-Darimy). Kemudian Sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi Wassalaam yang lain “Siapa saja yang membaca al-Qur’an tidak dengan irama, tidak termasuk golonganku ( HR. Abu Daud, al-Bukhori, Imam Ahmad )
Setelah bacaan Al-Qur’an dengan ilmunya yang mumpuni dapat
diamalkan dengan baik, tahap selanjutnya ialah memahami Tarikh Al-Qur’an
(Sejarah dan ilmu-ilmu Al-Qur’an). Dengan pengetahuan ini akan memantapkan hati
dengan kebenaran Al-Qur’an. Karena semua isi yang terdapat di dalam Al-Qur’an
benar adanya terjadi. Bukan dongeng ataupun cerita legenda yang menghiasi
kehidupan. Bila ditelaah pada setiap ayat yang ada di dalam Al-Qur’an terdapat
sebab turunnya ayat ini sehingga dapat dikatakan Al-Qur’an turun untuk
kepentingan makhluk terutama makhluk hidup. Tidak ada kontradiksi dalam
kenyataannya. Hal ini selalu sesuai dengan apa yang telah tercantum di dalam
Al-Qur’an. Dengan demikian membuktikan pengaruh Al-Qur’an terhadap orang yang
mempelajarinya selalu sesuai dengan waktu atau zaman. Orang yang mempelajari
Al-Qur’an akan tidak tergerus oleh waktu/zaman, melainkan selalu berkontribusi
dalam setiap waktu/zamannya.
Adapun kebenaran Al-Qur’an
sudah tidak diragukan lagi benar adanya menurut sepanjang perjalanan kehidupan
ini. Kebenaran yang tidak bersifat temporal/sementara melainkan kebenaran
bersifat absolut dan berlaku sepanjang masa. Al-Qur’an terbagi menjadi 30 Juz
(bagian), 114 surah (surat/bab) lebih dari 6.000 ayat, 74.499 kata atau 325.345
huruf. Surat pertama disebut Al-Fatihah (pembukaan), surat ke 114 sebagai surat
penutup adalah surat An-Naas. Al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadhan di gua
Hira. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat dimana diturunkan Al-Qur’an dari
awal hingga ayat terakhir. Ada yang dinamakan ayat Makkiyah dan Ayat madaniyah.
Dinamakan ayat Makkiyah dikarenakan ayat-ayat Al-Qur’an turun ketika nabi
Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasalaam di Mekkah sedangkan ayat Madaniyah
dikarenakan ayat turun ketikan nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasalaam
berada di Madinah. Isi di dalam Al-Qur’an diantaranya ialah petunjuk mengenai
akidah, petunjuk mengenai syari’ah, petunjuk tentang akhlak, petunjuk tentang
kisah-kisah di masa lampau, petunjuk tentang berita-berita masa depan, petunjuk
tentang benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, dan petunjuk tentang hukum
Allah Subhanahu Wata’Ala yang berlaku bagi alam semesta. Tentunya masih banyak
lagi pembahasan-pembahasan ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur’an.
Setelah mengetahui sejarah dan ilmu-ilmu Al-Qur’an berlanjut
belajar pada tahap lainnya. Yaitu mengerti dan memahami Al-Qur’an dengan
pemahaman yang baik. Pemahaman yang baik ini akan dapat dilakukan dengan
mempelajari teks Al-Qur’an. Mempelajari ilmu tersebut diikatkan dengan ilmu
tafsir. Setelah mengetahui beberapa tafsir tentunya mengamalkan jauh lebih
baik. Sehingga setiap permasalahan yang terjadi hendaknya dikembalikan kepada
Al-Qur’an. Bila tidak terjawab juga dikembalikan kepada kaidah-kaidah atau
nilai-nilai di dalam Al-Qur’an. Dengan demikian permasalahan-permasalahan dapat
ditemukan solusi permasalahan yang terjadi. Dengan pemahaman seperti ini akan
berpengaruh kepada diri, masyarakat, bangsa dan negara.
Demikianlah sebagian dari pengetahuan mengenai Al-Qur’an, tentunya
pengetahuan ini yang harus dipahami. Karena dengan memahami Al-Qur’an
berimplikasi kepada kualitas
kehidupan seseorang. Kualitas kehidupan
seseorang yang memahami Al-Qur’an
berbeda dengan yang belum memahami Al-Qur’an. Kualitas tersebut akan terlihat
dari implementasinya dalam menjalani kehidupan ini. implikasi tersebut
diantaranya ialah dekat dengan Al-Qur’an, mengetahui pesan-pesan yang tertuang
di dalam Al-Qur’an dan lain sebagainya. Sehingga kehidupan yang dijalaninya
mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat nanti.
Begitupun
sebaliknya pemahaman yang kurang tentang Al-Qur’an akan berimplikasi juga
terhadap kehidupan yang dijalani. Salah satu dampaknya ialah akan jauh dari
Al-Qur’an sehingga pesan-pesan yang tertuang di dalam Al-Qur’an tidak dapat
dipahami dengan baik sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an. Kehidupan yang dijalani
akan berbeda dengan menjalani kehidupan menurut Al-Qur’an. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam Al-Qu’ran akan dapat dengan mudah diaktualisasikan dalam
kehidupan. Tidak hanya satu aspek saja dapat diaktualisasikan di dalam
Al-Qur’an, melainkan beberapa aspek kehidupan.
Saat ini sudah masuk kepada era globalisasi. Era dimana teknologi
dan komunikasi berkembang sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini
merupakan buah dari berkembangnya kebutuhan manusia yang tidak lain untuk
mempermudah dalam menjalani kehidupan. Era teknologi melanda kepada setiap
aspeknya. Dengan kata lain tidak ada satupun yang tidak menggunakan teknologi.
Oleh karena itu identik masyarakat modern ini menggunakan teknologi. Mulai dari
teknologi yang paling sederhana sampai kepada teknologi yang paling rumit. Dan
itu semua dalam satu ikatan yaitu dengan kata “click”. Kebutuhan akan tercapai
dengan mengklik saja. Hanya dengan mengklik maka semua kebutuhan akan terpenuhi
tanpa bersusah payah melakukannya. Penggunaan teknologi mulai menjamur dan
dapat dirasakan keuntungan dari adanya teknologi ini. Di setiap bidang atau
aspek sudah menggunakan teknologi digital. Oleh karena itu zaman ini disebut
dengan zaman milenial. Penggunaan teknologi pada zaman milenial ini sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup. Maka
teknologi sudah menjadi alat dalam memenuhi kebutuhan pada saat ini. Zaman
milenial membawa dampak positif bagi kehidupan. Seluruh kebutuhan hidup akan
dapat mudah dicapai berbandingkan zaman sebelumnya. Namun tentunya zaman
milenial ini dengan kemampuan teknologinya membawa juga dampak-dampak negatif.
Dampak-dampak negatif ini juga akan dirasakan baik bagi yang tidak menggunakan
teknologi maupun yang menggunakan teknologi. Telah nampak di zaman milenial ini
bermunculan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah ada.
Terutama nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Masalah yang terjadi
bukan karena adanya teknologi yang berseberangan
dengan ajaran Al-Qur’an. Melainkan pengaruh nilai-nilai negatif dari
perkembangan teknologi yang semakin cepat dan pesat ini. Pengaruh-pengaruh
negatif ini tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan kepada lingkungan
sekitar. Hal ini dapat dirasakan terjadinya pergeseran akhlak atau moral yang
terjadi di lingkungan sekitar. Pergeseran akhlak atau moral inilah buah dari
pengaruh negatif perkembangan teknologi yang cepat dan pesat. Pergeseran akhlak
dan moral inilah yang berseberangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
Nilai-nilai yang berseberangan dengan ajaran Al-Qur’an ini apakah
ingin dilestarikan atau diatasi ? Manakah yang ingin dipilih nilai-nilai yang
sesuai dengan Al-Qur’an atau berseberangan dengan Al-Qur’an ? Tentunya sebagai
orang yang beriman pilihannya ialah melestarikan atau membudayakan nilai-nilai
yang sesuai dengan yang ada di dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu pemahaman
Al-Qur’an sebenarnya ialah mengejawantahkan nilai-nilai positif yang terdapat
di dalam Al-Qur’an kedalam lingkungan. Mulai dari lingkungan yang sederhana
yaitu lingkungan keluarga, tetangga, serta masyarakat. Maka dengan mengamalkan
nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-Qur’an berarti membantu mengatasi
pengaruh-pengaruh negatif yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar. Hanya inilah yang bisa dilakukan untuk
memerangi pengaruh-pengaruh negatif yang terjadi akibat percepatan teknologi
yang terjadi. Dengan semakin berbuat hal-hal yang positif dan semakin besar
kuantitasnya maka pengaruh-pengaruh negatif akan mudah diatasi dan hilang
dengan sendirinya. Semoga kita bisa menjadi bagian dari pengejawantahan
nilai-nilai positif yang terdapat di dalam AL-Qur’an ? karena hal demikian
kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar tetap terjaga nilai-nilai
Al-Qur’an dalam kehidupan.Amiin Amiin Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Daftar
Pustaka :
1.
Mohammad
Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta Maret
2015
2.
Akmal
Hawi, Dasar-dasar Studi Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta April 2014
3.
Berbicara dengan Al-Qur’an,
4.
LQ
Assaa’adah blogspot.com
6.
http://jonireis.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-al-quran_13.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar