Entri yang Diunggulkan

Sholat Berjama'ah

Shalat berjamaah merupakan syi'ar islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan ...

Jumat, 10 Februari 2017

BELAJAR AL-QUR'AN DI ZAMAN MILENIAL



Al-Qur’an adalah kitab pedoman bagi setiap muslim. Pedoman bagi  seluruh muslimin. Baik muslim di Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia serta Asia Tenggara. Al-Qur’an sebagai satu-satunya kitab suci umat Islam. Al-Qur’an diyakini merupakan petunjuk umat Islam dalam menjalani kehidupan di dunia ini menuju bahagia dan sejahtera. Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan ini akan didapatkan dengan memahami, menjalani dan mentaati Al-Qur’an. Kebahagiaan dan kesejahteraan ini akan dirasakan tidak hanya di dunia saja maupun di akhirat. Oleh karena itu petunjuk yang diterangkan oleh Al-Qur’an merupakan suatu kebenaran mutlak untuk diyakini, dipahami serta diamalkan oleh seorang muslim. Maka Al-Qur’an disamping sebagai pedoman juga menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan menuju bahagia dan sejahtera. Sebagaimana di dalam Al Qur’anul Karim menerangkan di dalam surat Al-Baqarah.
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ    
Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Q.S 1 : 2)
Oleh karena itu memahami Al-Qur’an, mentaati dan mengamalkanNya merupakan syarat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan sebagaimana yang telah dipublikasikan di dalam Al-Qur’an. Yang menjadi pertanyaan sekarang ialah benarkah kita telah memahami Al-Qur’an ? atau dengan pertanyaan lainnya Seberapa Besarkah pemahaman kita tentang Al-Qur’an ? lalu akan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya, tentunya dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan tersebut harus kita jawab. Oleh karena itu hal yang harus dilakukan pertama kali untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan ialah dengan memahami Al-Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan meyakini atau mempercayaiNya lalu dilakukan dengan pengamalan nilai-nilai yang tertuang di dalam Al-Qur’an.
Memahami Al-Qur’an sebagai tindakan awal kita bahwa  memang meyakini dan mempercayai Al-Qur’an. Meyakini dan mempercayai bahwa yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah suatu kebenaran. Karena Al-Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman Allah Subhanahu Wata’Ala, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallaahu Alaihi Wassalaam sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di Medinah. Memahami Al-Qur’an tentunya dalam hal ini tidak langsung memahami Al-Qur’an tanpa didasari dengan ilmu. Memahami Al-Qur’an bila didasari dengan ilmu akan lebih baik. Karena akan selalu menemukan pertanyaan-pertanyaan di dalam hati sungguh besar kekuasaan dan karunia Allah Subhanahu Wataa’Ala. Dalam memahami Al-Qur’an terdapat tahap-tahap yang dilakukan. Setiap tahapan ini bila dilakukan akan memahami Al-Qur’an sehingga setiap ayat yang dibaca, dihayati dan diamalkan akan nampak kebesaran dan kekuasaan Allah Subhanahu Wata’Ala. Adapun tahapan-tahapan dalam memahami Al-Qur’an ialah :
1.      Memahami bacaan Al-Qur’an (Qiraah)
2.        Memahami Sejarah dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an
3.      Memahami teks Al-Qur’an ( Tafsir)
Inilah tahapan-tahapan untuk memahami Al-Qur’an. Setiap tahapan membawa pengaruh kepada diri setiap orang yang mempelajarinya. Sehingga kualitas diri akan meningkat sesuai dengan apa yang tertera di dalam Al-Qur’an. Dengan demikian bukan Al-Qur’annya yang harus mengikuti, namun sebaliknya hambaNya lah yang harus mengikuti Al-Qur’an. Jadi apa yang dikatakan di dalam Al-Qur’an, maka berkewajiban mempelajari, mengerti dan mengamalkan Al-Qur’an dalam menjalani kehidupan ini. Tahap pertama dalam memahami Al-Qur’an ialah mempelajari qiraah yang baik dan benar. Yang sesuai dengan bacaan dimana Al-Qur’an diturunkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam kepada para sahabat, para Tabi’in, Tabiit Taabiin kemudian kepada ulama-ulama sampai sekarang ini. Sehingga kesesuaian bacaaan dari Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wassalaam tetap terjaga dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan disepakati beersama dalam satu ikatan ilmu Tajwid ataupun Ilmu Tahsinul Qur’an. Kemudian tidak cukup hanya sampai ini saja bila dilanjutkan dari Tahsinul Qur’an masih terdapat ilmu-ilmu lainnya sehingga bacaan Al-Qur’an yang dipelajari dapat memberi pengaruh kepada yang didengar khalayak. Sebagaiaman di dalam Al-Qur’an diterangkan :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿwöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4 y7Ï9ºxŸ2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8yŠ#xsèù ( çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ  
Artinya :” Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
Dan dipertegas dengan sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi Wassalaam menganjurkan dalam memperindah bacaan Al-Qur’an. Sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi Wassalaam. :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang merdu menambah keindahan Al-Qur’an” (HR. Ad-Darimy). Kemudian Sabda Rasulullah Shallaallaahu Alaihi Wassalaam yang lain  “Siapa saja yang membaca al-Qur’an tidak dengan irama, tidak termasuk golonganku          ( HR. Abu Daud, al-Bukhori, Imam Ahmad )
Setelah bacaan Al-Qur’an dengan ilmunya yang mumpuni dapat diamalkan dengan baik, tahap selanjutnya ialah memahami Tarikh Al-Qur’an (Sejarah dan ilmu-ilmu Al-Qur’an). Dengan pengetahuan ini akan memantapkan hati dengan kebenaran Al-Qur’an. Karena semua isi yang terdapat di dalam Al-Qur’an benar adanya terjadi. Bukan dongeng ataupun cerita legenda yang menghiasi kehidupan. Bila ditelaah pada setiap ayat yang ada di dalam Al-Qur’an terdapat sebab turunnya ayat ini sehingga dapat dikatakan Al-Qur’an turun untuk kepentingan makhluk terutama makhluk hidup. Tidak ada kontradiksi dalam kenyataannya. Hal ini selalu sesuai dengan apa yang telah tercantum di dalam Al-Qur’an. Dengan demikian membuktikan pengaruh Al-Qur’an terhadap orang yang mempelajarinya selalu sesuai dengan waktu atau zaman. Orang yang mempelajari Al-Qur’an akan tidak tergerus oleh waktu/zaman, melainkan selalu berkontribusi dalam setiap waktu/zamannya.   
 Adapun kebenaran Al-Qur’an sudah tidak diragukan lagi benar adanya menurut sepanjang perjalanan kehidupan ini. Kebenaran yang tidak bersifat temporal/sementara melainkan kebenaran bersifat absolut dan berlaku sepanjang masa. Al-Qur’an terbagi menjadi 30 Juz (bagian), 114 surah (surat/bab) lebih dari 6.000 ayat, 74.499 kata atau 325.345 huruf. Surat pertama disebut Al-Fatihah (pembukaan), surat ke 114 sebagai surat penutup adalah surat An-Naas. Al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadhan di gua Hira. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat dimana diturunkan Al-Qur’an dari awal hingga ayat terakhir. Ada yang dinamakan ayat Makkiyah dan Ayat madaniyah. Dinamakan ayat Makkiyah dikarenakan ayat-ayat Al-Qur’an turun ketika nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasalaam di Mekkah sedangkan ayat Madaniyah dikarenakan ayat turun ketikan nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasalaam berada di Madinah. Isi di dalam Al-Qur’an diantaranya ialah petunjuk mengenai akidah, petunjuk mengenai syari’ah, petunjuk tentang akhlak, petunjuk tentang kisah-kisah di masa lampau, petunjuk tentang berita-berita masa depan, petunjuk tentang benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, dan petunjuk tentang hukum Allah Subhanahu Wata’Ala yang berlaku bagi alam semesta. Tentunya masih banyak lagi pembahasan-pembahasan ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur’an.
Setelah mengetahui sejarah dan ilmu-ilmu Al-Qur’an berlanjut belajar pada tahap lainnya. Yaitu mengerti dan memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang baik. Pemahaman yang baik ini akan dapat dilakukan dengan mempelajari teks Al-Qur’an. Mempelajari ilmu tersebut diikatkan dengan ilmu tafsir. Setelah mengetahui beberapa tafsir tentunya mengamalkan jauh lebih baik. Sehingga setiap permasalahan yang terjadi hendaknya dikembalikan kepada Al-Qur’an. Bila tidak terjawab juga dikembalikan kepada kaidah-kaidah atau nilai-nilai di dalam Al-Qur’an. Dengan demikian permasalahan-permasalahan dapat ditemukan solusi permasalahan yang terjadi. Dengan pemahaman seperti ini akan berpengaruh kepada diri, masyarakat, bangsa dan negara.
Demikianlah sebagian dari pengetahuan mengenai Al-Qur’an, tentunya pengetahuan ini yang harus dipahami. Karena dengan memahami Al-Qur’an berimplikasi kepada kualitas kehidupan seseorang. Kualitas  kehidupan seseorang  yang memahami Al-Qur’an berbeda dengan yang belum memahami Al-Qur’an. Kualitas tersebut akan terlihat dari implementasinya dalam menjalani kehidupan ini. implikasi tersebut diantaranya ialah dekat dengan Al-Qur’an, mengetahui pesan-pesan yang tertuang di dalam Al-Qur’an dan lain sebagainya. Sehingga kehidupan yang dijalaninya mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat nanti.
            Begitupun sebaliknya pemahaman yang kurang tentang Al-Qur’an akan berimplikasi juga terhadap kehidupan yang dijalani. Salah satu dampaknya ialah akan jauh dari Al-Qur’an sehingga pesan-pesan yang tertuang di dalam Al-Qur’an tidak dapat dipahami dengan baik sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an. Kehidupan yang dijalani akan berbeda dengan menjalani kehidupan menurut Al-Qur’an. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qu’ran akan dapat dengan mudah diaktualisasikan dalam kehidupan. Tidak hanya satu aspek saja dapat diaktualisasikan di dalam Al-Qur’an, melainkan beberapa aspek kehidupan.  
Saat ini sudah masuk kepada era globalisasi. Era dimana teknologi dan komunikasi berkembang sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini merupakan buah dari berkembangnya kebutuhan manusia yang tidak lain untuk mempermudah dalam menjalani kehidupan. Era teknologi melanda kepada setiap aspeknya. Dengan kata lain tidak ada satupun yang tidak menggunakan teknologi. Oleh karena itu identik masyarakat modern ini menggunakan teknologi. Mulai dari teknologi yang paling sederhana sampai kepada teknologi yang paling rumit. Dan itu semua dalam satu ikatan yaitu dengan kata “click”. Kebutuhan akan tercapai dengan mengklik saja. Hanya dengan mengklik maka semua kebutuhan akan terpenuhi tanpa bersusah payah melakukannya. Penggunaan teknologi mulai menjamur dan dapat dirasakan keuntungan dari adanya teknologi ini. Di setiap bidang atau aspek sudah menggunakan teknologi digital. Oleh karena itu zaman ini disebut dengan zaman milenial. Penggunaan teknologi pada zaman milenial ini  sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup. Maka teknologi sudah menjadi alat dalam memenuhi kebutuhan pada saat ini. Zaman milenial membawa dampak positif bagi kehidupan. Seluruh kebutuhan hidup akan dapat mudah dicapai berbandingkan zaman sebelumnya. Namun tentunya zaman milenial ini dengan kemampuan teknologinya membawa juga dampak-dampak negatif. Dampak-dampak negatif ini juga akan dirasakan baik bagi yang tidak menggunakan teknologi maupun yang menggunakan teknologi. Telah nampak di zaman milenial ini bermunculan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah ada. Terutama nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Masalah yang terjadi bukan karena adanya teknologi yang  berseberangan dengan ajaran Al-Qur’an. Melainkan pengaruh nilai-nilai negatif dari perkembangan teknologi yang semakin cepat dan pesat ini. Pengaruh-pengaruh negatif ini tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan kepada lingkungan sekitar. Hal ini dapat dirasakan terjadinya pergeseran akhlak atau moral yang terjadi di lingkungan sekitar. Pergeseran akhlak atau moral inilah buah dari pengaruh negatif perkembangan teknologi yang cepat dan pesat. Pergeseran akhlak dan moral inilah yang berseberangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
Nilai-nilai yang berseberangan dengan ajaran Al-Qur’an ini apakah ingin dilestarikan atau diatasi ? Manakah yang ingin dipilih nilai-nilai yang sesuai dengan Al-Qur’an atau berseberangan dengan Al-Qur’an ? Tentunya sebagai orang yang beriman pilihannya ialah melestarikan atau membudayakan nilai-nilai yang sesuai dengan yang ada di dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu pemahaman Al-Qur’an sebenarnya ialah mengejawantahkan nilai-nilai positif yang terdapat di dalam Al-Qur’an kedalam lingkungan. Mulai dari lingkungan yang sederhana yaitu lingkungan keluarga, tetangga, serta masyarakat. Maka dengan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-Qur’an berarti membantu mengatasi pengaruh-pengaruh negatif yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar.  Hanya inilah yang bisa dilakukan untuk memerangi pengaruh-pengaruh negatif yang terjadi akibat percepatan teknologi yang terjadi. Dengan semakin berbuat hal-hal yang positif dan semakin besar kuantitasnya maka pengaruh-pengaruh negatif akan mudah diatasi dan hilang dengan sendirinya. Semoga kita bisa menjadi bagian dari pengejawantahan nilai-nilai positif yang terdapat di dalam AL-Qur’an ? karena hal demikian kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar tetap terjaga nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan.Amiin Amiin Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Daftar Pustaka :
1.      Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta Maret 2015
2.      Akmal Hawi, Dasar-dasar Studi Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta April 2014
3.      Berbicara dengan Al-Qur’an,
4.      LQ Assaa’adah blogspot.com
6.      http://jonireis.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-al-quran_13.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar